meski udah lama info ini apa salahnya dipost kembali. lagiaan ini sebagai penambah rindu akan kehadiran
Apakah maknanya?
hanya satu : Rasulullah SAW diajari membaca.
kenapa?
karena berangsur-angsur beliau akan memperoleh wahyu yang kelak dihimpun menjadi sebuah kitab suci : Al-Qur'an.
bagaimana jadinya jika beliau tidak bisa membaca untuk seterusnya,
sementara beliau ditugasi Allah untuk membacakan dan mengajarkan
Al-Qur'an.
Awalnya saat Jibril menyampaikan wahyu itu, beliau memang mengatakan
tidak bisa membaca. tetapi Jibril memaksa agar beliau membaca. Nabi
Muhammad tetap mengatakan bahwa beliau tidak bisa membaca, sampai tiga
kali. kemudian Jibril mendekapnya, barulah Nabi menirukan apa yang
diwahyukan oleh Jibril kepadanya.
itulah saat-saat awal Nabi belajar membaca dengan perantara wahyu.
dan sejak wahyu pertama itu pula Allah sudah mengindikasikan bakal
mengajari Rasulullah dan seluruh umatnya dengan menggunakan media tulis
menulis
"alladzi 'alama bil qalam" yang mengajari manusia menggunakan pena,
yang ini menjadi ciri utama manusia modern, di zaman Rasulullah ditugasi sebagai Nabi penutup.
dan menariknya, penutup wahyu pertama itu memberikan motivasi yang besar
kepada Rasulullah agar beliau 'pantang mundur' menerima wahyu yang
berisi perintah untuk membaca itu.
"'Alamal insaana maa lam ya' lam" (Allah sendririlah) yang (bakal) mengajari manusia apa-apa yang tidak diketahuinya.
selama ini, perintah 'membaca' dalam wahyu pertama ini dipersepsikan
sebagai 'membaca' arti tersirat. Bukan membaca huruf-huruf Al-Qur'an.
melainkan dimaknai sebatas membaca 'tanda-tamda' alam, belajar ilmu
pengetahuan.
sangat jarang yang memaknai sebagai perintah 'membaca' yang benar-benar
membaca. karena Nabi Muhammad adalah Nabi yang awalnya ummi.
menurut Pak Agus Mustofa, kata 'iqra' itu benar-benar bermakana perintah
untuk membaca tulisan. karena itu, di ayat ke-4 Allah menegaskan bahwa
Dia akan mengajarkan tulis menulis dengan menggunakan pena.
tentu saja kita meyakini seyakin-yakinnya bahwa beliau tidak ummi seterusnya, setelah menerima wahyu Iqra'.
bahwa kemudian Rasulullah juga melakukan iqra' terhadap tanda-tanda
alam, itu memang dengan sendirnya demikian. karena wahyu pertama itu
juga sudah mengandung informasi ilmu pengetahuan, berkaitan dengan
proses penciptaan manusia.
Quote:yang menarik berikutnya,sebagaimana dijelaskan pada wahyu pertama
bahwa Rasulullah bukan hanya diajari membaca melainkan juga menulis,
kita akan memperoleh penegasannya pada wahyu ke-2,
"ternyata wahyu ke-2 adalah Surat Al-Qalam : Pena"
belum sampai disitu menariknya, pada wahyu ke-2, sbb
"Nun, demi pana dan apa yang mereka tulis. Berkat nikmat Tuhanmu kamu
(Muhammad) sekali-kali bukan orang gila. Dan sesungguhnya bagi kamu
benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya. Dan
sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. Maka kelak
kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat, siapa
diantara kamu yang gila."
(QS. Al-Qalam : 1-6)
pewahyuan surat Al-Qalam ini bukan sebuah kebetulan sepintas lalu,
melainkan sebuah penegasan. Bahwa seorang muslim- dimulai dari
keteladanan Rasulnya- haruslah pandai membaca dan menulis tentang segala
ilmu pengetahuan yang dihamparkan Allah di sekitarnya.
dan inilah memang kekhasan peradaban umat manusia di zaman modern.
apakah kaitannya antara 'kegiatan tulis menulis menggunakan pena' dengan anggapan terhadap Muhammad yang diolok-olok gila???
pada zaman itu sangatlah erat. di kalangan kaum yang ummi, belajar membaca dan menulis sangatlah dilecehkan.
kebiasaan orang-orang Arab Quraisy pada waktu itu lebih mengandalkan
daya ingat dalam mencatat berbagai peristiwa. Termasuk untuk berpidato
dan bersyair.kegiatan tulis menulis kurang dihargai, karena seakan-akan
menunjukkan kelemahan. Bahwa ia adalah seorang yang berdaya ingat lemah
sehingga membutuhkan media tulisan.
Allah mengubah kebiasaan orang jahiliyah itu secara frontal. Diwahyu
pertama Allah memerintahkan membaca, sedangkan diwahyu kedua Allah
bersumpah dengan menyebut pena, dan apa yang dituliskannya.
sungguh ini sebuah revolusi terhadap peradaban jahiliyah. Dan kemudian
menjadi dasar kokoh bagi peradaban modern samapai akhir zaman. karena
itu, orang-orang Quraisy menganggap Muhammad sudah gila.
sudah 'benar' ummi kok malah belajar tulis baca. begitu kira-kira pikiran orang Quraisy.
SEKILAS INFO
MALAS MEMBACA MENYEBABKAN SEL2 OTAK TEWAS SEBANYAK 100 MILYAR SEL
BELUM TERMASUK PPN
pada wahyu ke-3 adalah kelanjutan dari alur proses semua ini,
"Hai orang yang berslimut (Muhammad), bangunlah di malam hari, kecuali
sedikit (yaitu) seperdua atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau
lebih dari seperdua itu.Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan
perlahan-perlahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan
yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat dan
bacaan di waktu itu lebih berkesan."
(QS. Al-Muzzamil : 1-6)
sebagian dari kita mempersepsikan wahyu ketiga ini sebagai perintah
shalat malam. Pak Agus adalah salah seorang yang kurang sependapat.
karena Al-Fatihah yang menjadi inti bacaan shalat baru diwahyukan pada
urutan kelima
sementara wahyu keempat adalah tentang kerasulan
barulah wahyu kelima tentang shalat, bersama itu pula malaikat Jibril
mengajari beliau tatacara melakukan shalat sebagaimana diceritakan dalam
hadits,
"Aku didatangi Jibril as. pada awal-awal turunnya wahyu kepadaku. Dia mengajarkan kepadaku wudlu dan shalat."
(HR. Imam Hakim-vol III : 217, Al-Baihaqi vol I : 162, dan Imam Ahmad vol V : 203)
,,,
Quote:proses penghimpunan wahyu-wahyu itu ke dalam akal dan jiwa Nabi
Muhammad sangatlah menarik. Awalnya disuruh membaca, tetapi Rasulullah
mengatakan tidak bisa membaca, karena itu lantas dibacakan oleh Malaikat
Jibril untuk ditirukan oleh Nabi. Dan Allah menjamin Nabi Muhammad
tidak lupa terhadap apa yang telah ditirukannya.
setelah itu, Nabi diperintahkan bangun malam, belajar membaca Al-Qur'an
dan mengulang-ulangnya. Bangun malam adalah saat yang tepat untuk
belajar dan bacaannya sangat mengesankan.
Setelah itu Nabi diperintahkan untuk belajar menggunakan kalam alias pena dalam memahami wahyu Allah.
pada fase-fase awal ini, Rasulullah lebih mengandalkan ingatan, sehingga
Allah memberikan jaminan di surat Al-A'laa bahwa beliau tidak akan
lupa. Maka, di masa-masa awal, wahyu Qur'an ini diajarkan secara lisan
kepada orang-orang dekatnya.
akan tetapi, ketika pengikutnya semakin banyak, pengajaran wahyu itu
sudah menggunakan media tulisan. diantaranya adalah kisah tentang masuk
Islamnya Umar bin Khaththab.
dikisahkan masuknya Umar adalah disebabkan tanpa sengaja membaca
ayat-ayat yang tercantum dalam surat Thaahaa yang sering dibaca adiknya.
dalam kisah masyhur itu, diceritakan Umar sedang geram melihat
perkembangan Islam yang dibawa Nabi Muhammad. Dan ia semakin marah
ketika mendengar dari orang-orang Quraisy bahwa adiknya sendiri ternyata
sudah masuk Islam bersama suaminya.
Maka memuncaklah amarahnya. Umar mendatangi rumah adik perempuannya.
Saat itu adiknya sedang membaca surat Thaahaa yang tertulis dipelepah
daun kurma. ditamparnya sang adik dan berjatuhanlah pelepah daun kurma
itu.
Umar memungutnya, kemudian membacanya, Ia tercengan oleh keindahan
bahasa dan isi surat Thaahaa. Karena Umar dikenal sebagai jago bersyair
dikalangan Quraisy.
Umar tergetar hatinya. Ia tidak pernah membaca kalimat-kalimat seindah dan semendalam seperti yang baru dibacanya itu.
Ia pun segera mencari Rasulullah untuk menyatakan dirinya masuk Islam.
Quote:Yang ingin ditekankan dalam kisah tersebut adalah bahwa Umar
membaca lembaran ayat di pelepah daun kurma, jadi pada masa itu,
Rasulullah telah menyebarkan wahyu dalam bentuk tulisan.
sebagai informasi saja, bahwa surat Thaahaa itu termasuk surat makkiayyah, turun dalam urutan ke-45.
Maka, disurat Al-Bayinnah yang turun dalam urutan ke-100 dalam proses
pewahyuan, Allah menyebut Nabi sudah fasih membacakan firman-firman
Allah dari lembaran-lembaran kitab yang tertulis
"Orang-orang kafir, dari ahli kitab dan orang-orang musyrik tidak akan
meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,
seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran
(bertulis) yang disucikan (Al-Qur'an). Di dalamnya terdapat (isi)
kitab-kitab yang lurus."
(QS. Al-Bayyinah : 1-3)
PANJANG BANGET YAK
,,,
hmm,,,
keliahatannya sudah capek baca ya?
atau semakin tertarik?
qey qey qey,,,
tinggal dikit LAGEE
,,, ini
berikut ini yang menegaskan bahwa Nabi Muhammad adalah bukan lagi seorang yang ummi,
sejak beberapa saat setelah turunnya wahyu pertama, Rasulullah sudah
memulai memerintahkan Ali bin Abi Thalib untuk menuliskan ayat-ayat
Qur'an itu di pelepah kurma, batu, tulang, dan kulit unta.
tentu saja kita bisa membayangkan, tidak mungkin Rasulullah
mempercayakan begitu saja penulisan wahyu itu, kepada orang lain, tanpa
beliau sendiri mengeceknya.
ada ayat yang mengandung informasi unik yang diberikan Allah kepada
kita. Bahwa ternyata diutusnya Nabi Muhammad untuk menjadi Rasul itu
sudah dimohonkan jauh-jauh hari oleh Nabi Ibrahim, kakek buyutnya.
Sebagaimana kita ketahui bahwa Nabi Muhammad adalah keturunan Nabi Ibrahim dari jalur Nabi Ismail.
"Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua (Ibrahim dan Ismail) orang yang
tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara cucu kami umat
yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara
dan tempat-temapat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami.
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Ya
Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka,
yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al-kitab dan Al-hikmah serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" (QS. AlBaqarah : 128-129)